kembali ke layar

Ujian Terburuk

12:19 AM Cacatan Catat 13 Comments


MakhlukBertaliHijau


#EPS3


     14 September 2013. Semenjak mengenal Ayu, hari - hariku berlalu begitu indah. Makin kesini, aku semakin dekat dengannya. Interaksi kita pun semakin membaik. Dari yang awal kenal cuma bales, “ya”. Sekarang udah mendingan, “Iya”. Satu tambahan huruf yang amat berarti.

Semenjak kenal dia, aku juga semakin rajin kuliah. Gak pernah telat malah. Sekarang aku ke kampus 30 menit sebelum masuk. Dulu, aku ke kampus kalau temen udah chat, "Bro, dosennya udah dateng nih!".

     Semenjak kenal dia pula, aku juga mulai menyukai apa yang dia sukai. Dia suka warna ungu, aku juga suka. Dia suka teddy bear, aku juga suka. Dia suka cowo, aku juga suka. #yha

Satu hal yang belum kutanyakan tentang dia adalah statusnya, aku ragu menanyakannya. Tapi kalau dilihat dari responnya ke aku sih, seharusnya pertanyaan itu gak perlu dilontarkan. Dia udah ngebuka celah buat aku masuk ke zona hidupnya. Kayaknya ya, pede aja dulu. 

Pagi itu, kita akan melaksanakan ujian mid semester Matematika. Kita duduk di bagian tengah kelas. Seperti biasa, Ayu duduk di sebelahku. Antara senang sama takut sebenarnya. Senang dia ada di sebelahku, tapi takut malah jadinya ntar gak fokus. 

“Spesial untuk kelas ini, ujiannya boleh open book”, kata asdos sambil membagikan soal. "Kalau open handphone boleh pak?", tanya murid dari depan kiri kelas. Asdos mengangguk mengiyakan. Tak lama kemudian, terdengar lagi celetukan dari pojok belakang kelas, " Kalau open hatinya buat saya boleh juga pak?". Suasana pun hening.

Semua mahasiswa mengerjakan ujian dengan seksama dan diam. Diam – diam nyontek lebih tepatnya. Ada yang diam - diam ngintipin kertas jawaban sebelahnya. Ada yang terang - terangan pinjam kertas jawaban sebelahnya. Ada juga yang cuma bisa diam aja. Iya, kertas ujiannya yang lagi dipinjam.

Alhamdulillah, ujian Matematika berhasil aku lalui dengan sempurna. “Untung soalnya gampang ya hehe”, kataku basa – basi ke Ayu. Dia cuma balas dengan senyumnya. “Eh iya! Untung gampang ya haha!”, kata Anis memotong pembicaraanku tadi. Anis, temen sekelasku pada mata kuliah ini. Asalnya dari pekanbaru.

“Oiya yu, tadi malam siapa?”, tanya Anis ke Ayu secara tiba – tiba. “Yang mana?”, jawab Ayu. Mereka berdua berdiskusi seolah aku tak ada disitu. “Yang tadi malam di depan kosan kamu”, tanyanya lagi. 

      “Oh itu, pacar aku dari padang”, jawabnya singkat. Aku cuma tertunduk diam. “Oiya? Eh jadi nasib si itu gimana?”, tanya Anis sambil melirik ke arahku. Aku pura – pura gak denger lalu bersiul sambil ngeluarin handphone. Menu, back, menu, back. Itu yang aku lakukan.

Kelas pun usai. Kali itu, aku gak pulang bareng Ayu. Aku lebih memilih nongkrong bareng teman - teman sepergabutan. “Oh itu, pacar aku dari padang”, kata – kata itu terus terngiang – ngiang di pikiranku sepanjang perjalanan pulang.

Hari itu, aku baru tau kalau Ayu ternyata udah taken. Alias udah punya pacar. Kabar baik buatku, tau info itu dari mulutnya sendiri. Dan sekaligus kabar buruk buatku, karna udah terlanjur suka sama dia.

Semenjak kejadian itu, aku lebih memilih untuk sedikit menjaga jarak dengannya. Walaupun terasa sulit. Tapi apa daya, cuma itu yang bisa kulakukan pada saat itu.

Satu hal yang aku pelajarin dari kejadian pagi itu. Kalau kita gak berani nanyain langsung, “Kamu udah punya pacar belum?”. Kita juga gak akan pernah berani buat nyatain, “Kamu mau gak jadi pacar aku?”.




13 comments:

  1. Yang sbar ya Bro,
    Semua orang pernah kok nglamin kaya gtu
    terutama saya.,,, hehehe
    tapi saat kit sakit hati pasti ada gantinya yang lebih baik kok

    ReplyDelete
  2. yakin ujian terburuk? belum pernah ujian matematika yang soalnya bahasa jerman brarti :v

    ReplyDelete
  3. Kurang lebihnya begitu, bro. Cinta memberikan jaminan atas rasa sakit.

    Sulit memang, menjadi rasa yang tak terjawab. Tapi begitulah jaminan cinta yang diberikan ke kita.

    Berani aja, gak cukup buat kita tau siapa dia. Tapi, hati2 sama rasa juga perlu kita jaga. Supaya gak gampang banger jatuh cinta.

    Gue catet quote-nya, ah...

    ReplyDelete
  4. Ahhhhh tulisan patah hati yang sweet banget menurut gue :P
    Gue suka nih kalimat "Karna Sakit Hati, Adalah Jaminan Bagi Cinta"

    ReplyDelete
  5. eww quotenya gak nahan "Karna Sakit Hati Adalah Jaminan Bagi Cinta"
    agak maksa ya jaminannya. tapi itulah cinta.

    tapi lebih baik gitu kn. cepet tahu, daripada terlanjur

    ReplyDelete
  6. Kata-kata terakhirnya membuat gua termotivasi buat berani mengungkapkan. Sedap lah

    ReplyDelete
  7. biar gak sakit hati, emang modalnya harus berani nanya

    ReplyDelete
  8. Statementnya ngenak banget nih. Menurut gue, lo gak perlu menjaga jarak sama dia, rasa sayang lo di ubah jadi sahabat aja.

    Sepertinya ini kunjungan pertama gue ke blog lo, salam kenal, gue Wahyu.

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  10. asik banget komedi-komedi lu bro, ga garing.

    emang gitu sih nasibnya kalo kita jatuh cinta diam-diam, jangan salahin orang yang kita cintai kalo dia punya pasangan baru, orang kitanya aja ga berani ngungkapin apa-apa.

    tapi sebagai cowok sejati harusnya si Ayu diikhlasin aja, kan juga demi kebahagiaan dia juga. seperti kata orang, kalo orang yang kita cintai bahagia, kitapun juga ikut bahagia.

    ReplyDelete
  11. Yaampun sedih.. padahal baru aja hatinya bersemi ya.. -__-
    Yang sabar deh masih banyak cewek cantik maba, dan jomlo. Hehe. Btw, si Anis jomlo gak? Sama dia aja, Bro. :D

    ReplyDelete