kembali ke layar

Lebih Baik Mana(?)

11:14 PM Cacatan Catat 6 Comments

     24 Desember 2015. Selamat menua, kamu yang sudah lama tak tersentuh. Kamu yang sudah lama tak terucap. Kamu yang sudah lama tak teringat. Iya, kamu, kenangan yang sudah hampir terlupakan.

     Apa kabarmu sekarang? Masihkah kamu memaksaku untuk terus diingat? Apa mungkin aku yang salah paham? Bahwa yang sebenarnya memaksa untuk terus mengingat adalah egoku sendiri.

     Menurutmu, lebih baik mana, menguburmu lalu menggalinya kembali, atau ikut terkubur bersamamu?

     Menurutmu, lebih baik mana, berlari sejauh mungkin meninggalkanmu, atau berdiri di tempat yang sama ketika kamu meninggalkanku?

     Menurutmu, lebih baik mana, memulai yang baru namun bayangmu kadang menghantui, atau melukis bayangmu dalam kesendirianku?

     Lalu, bagaimana pendapatmu? 

Aku melupakan satu hal. Kamu hanyalah sebuah kenangan yang takkan bisa memberi jawaban. Dayamu hanyalah sekedar mengingatkan. 


Terimakasih telah mengingatkanku di tiap tanggal ini. 

Terimakasih telah menyapaku di tiap keterpurukanku.

Terimakasih telah mengharuskanku membuat sebuah pilihan.






Lebih Baik Mana,

Berjalan dengan Keraguan 

atau

Berdiri di tempat dengan ketidakpastian?

6 comments:

  1. anda baper kk? ini masalah ttg apa ? kalo aku mending berjalan menuju kepastian dan ada tujuannya >.< , jangan berdiri di tengah ketidak pastian dan menyapa di setiap keterpurukan, alangkah baiknya tetep menyapa meski badai buruk menerpamu

    ReplyDelete
  2. adduuuhhh bapeeerrrrr..... *guling2*

    tapi menjawab pertanyaan di bagian akhir :

    Lebih Baik Mana,
    Berjalan dengan Keraguan atau
    Berdiri di tempat dengan ketidakpastian?

    Kalau aku, lebih milih berjalan dengan keraguan. Alasannya, setidaknya aku udah mencoba untuk berjalan ke depan. Mencoba tidak stuck pada satu titik. Sembari berharap, semoga di perjalananku nanti aku menemukan sebuah kepastian yang bisa menghapuskan keraguan yang ada.
    Heheheee....

    ReplyDelete
  3. Kalau aku milih berjalan aja, kan ada tuh istilah "dipikir sambil jalan aja" siapa tau pas lagi jalan bisa hilang keraguannya. Kayak komen kak Fitrotul diatas lah.

    Ini yang bikin penasaran "kamu" itu siapa ya?

    ReplyDelete
  4. Kabarku baik. Iya, kuharap kamu mengingatku dan menyesali bahwa kamu memutuskan aku karena keegoisanmu.

    Aku tidak memilih mengubur lalu dibuka kembali karena itu sangat menyakitkan. Tapi aku juga tidak memilih utk ikut terkubur bersamamu. Lebih baik aku menguburmu saja. Sedangkan aku pergi menjauhi nisanmu.

    Aku memilih untuk pergi jaug darimu. Aku tidak mau lagi melihat ujung hidungmu yang besar itu.

    Lebih baik melukis wajahmu dari kesendirianku. Tapi hanya untuk ketika aku merindukanmu. Selebihnya aku memilih sibuk dalam kesendirianku.

    Dan sudah pasti, aku berdiri dengan kepastian. Biar gak di PHP-in. Berdiri tegar.

    ReplyDelete