kembali ke layar

Medan Perang!

10:12 PM Cacatan Catat 0 Comments

BERHASIL!

BERHASIL!

HORAS!








Helo, Medan!


     Medan, banyak yang menganggap kota ini kota yang jauh dari perkembangan teknologi. Bahkan, jejaknya juga masih samar - samar.



Waktu itu gue mendarat di Bandung,


"Naik apa ke Bandungnya? Kapal?"
"Ya gaklah! Pesawat"
"Ada juga bandara disana?"
     

     Kesannya udik amat Medan! Gak sekalian aja bilang, "Bisa juga kau napas ya! Nyampe juga oksigen disana?". Dikiranya Medan sama kayak planet Namec!


     Ini Medan, bung! Salah satu dari empat kota metropolitan terbesar di Indonesia


     Medan. Itu kota dimana gue terlahir. Gue lahir bukan sekedar di tanah deli saja, bahkan hingga dari rahim - rahimnya. Gue bilang gitu bukan karna julukan dari kota Medan itu tanah deli. Tapi, karna kebetulan nama emak gue juga deli. #ampunMama



     Banyak yang mengira bahwa Medan adalah tanah batak. Itu anggapan yang keliru! Sekedar informasi, Medan diberi julukan tanah deli sebab dipenuhi dengan adat istiadat melayu yang sudah turun temurun mendarah daging, gak tau dagingnya siapa...



Kalau Medan punya tanah deli, aku punya kamu.. #Auuuu



     Tapi, melayu dan batak itu satu! Kita satu bahasa, bangsa, dan negara. Tak peduli apapun ras, agama, dan profesi. Medan juga tak pernah lepas dari logat "E"nya yang kental. 


    Bukan hanya itu saja, Medan sendiri punya beberapa keunikan tersendiri dalam berbahasa. Misalnya penyingkat - nyingkat suatu kata.




     Kata "Kamu" bertransformasi menjadi "Kau" dan kemudian bereinkarnasi menjadi "Ko". 

"Ko, KO berapa - berapa lawan dia?"
Maksudnya: "Kau, KO berapa - berapa lawan dia?"




     Kata "Seperti" bertransformasi menjadi "Kayak" dan kemudian bereinkarnasi menjadi "Kek"

"Kek kakek - kakek, ko!"
Maksudnya: "Kayak kakek - kakek kau!"




     Sebagus apapun nama lo, kalau udah nyampe di Medan, ujung - ujungnya bakalan kesingkat juga! Contohnya?

"Stephanus" --> "Anus"
"Alexander Alejandro" --> "Ale - Ale"




"Itu kenapa tangan lo diperban gitu?"
"Kemarin jatuh dari kereta"
"Hah? Kok bisa jatuh dari kereta?!!"



     Cuma di Medan, bawa kereta gak perlu jadi masinis. Cukup punya SIM C doang! Di Medan, motor itu disebut kereta...



     Orang medan, kalau minum itu pakai pipet. Ditetes - tetesin gitu? BUKAN! Sedotan disebutnya pipet di Medan. Unik memang, kami tak mengenal istilah sedotan seperti halnya orang inggris yang tak kenal tanda terima kasih. Karna mereka kenalnya Thank You.


    
    Banyak memang omongan - omongan yang berubah di Medan. Tapi tetap, satu hal yang gak pernah berubah. Kalau ketemu kamu misalnya, tetep aja ngomongnya I Love You. #Auuuu





AKU DARI MEDAN,

KAMU DARI PADANG.

WALAU ADA PERBEDAAN,

AKU TETEP SAYANG

0 celotehan: